Senin, 15 April 2013

Khat Tsulust dan Khat Diwani


PEMBAHASAN
1.      Pengertian  Khat Tsuluts
Dinamakan Sulus karena ditulis dengan kalam atau pulpen yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (sulus) goresan kalam. Ada pula yang menamakan “khat Arab” karena gaya ini merupakan sumber pokok aneka ragam kaligrafi Arab yang banyak jumlahnya sesudah khat Kufi.
Untuk menulis dengan kahat Sulus, pelatuk kalam dipotong dengan kemiringan kira-kira setengah lebar pelatuk. Ukuran ini sesuai untuk gaya Sulus ‘Adi dan Sulus Jali.
Khat Sulus yang banyak digunakan untuk dekorasi dinding dan aneka media karena kelenturannya, dianggap paling sulit dibandingkan gaya-gaya lain, baik dari sudut kaedah maupun proses penyusunannya yang menuntut harmoni.
Dalam rentan perjalanan sejarah, Sulus berkembang kepada beberapa gaya dengan mengambil nama-nama, diantaranya:

*      Khat Tumar
Khat yang diciptakan oleh Qutbah al-Muharrir yang tumbuh dan berkembang di masa Bani Umayyah ini biasa ditulis dalam ukuran besar dengan aturan-aturannya yang simpel. Khat ini sangat cocok untuk dekorasi dinding atau media-media berukuran besar. Para khattat Turki menamakannya Jali Tsuluts atau Tsuluts Besar. Tumar atau Tamur jamaknya Tawamir bermakna sahifah (lembaran atau manuskrip). Khat Tumar artinya khat yang ditulis di lembaran atau menuskrip
*      Khat Muhaqqaq
Penciptanya adalah Ibnu Bawab (413 H). Ibnu Bawab adalah kaligrafer masyhur setelah Ibnu Muqlah. Khat ini hampir mirip dengan khat Tsuluts karena perbedaan keduanya sangat samar dan hanya dapat diketahui oleh ahli khat yang cermat. Pada perkembangannya, khat ini semakin redup dan jarang sekali digunakan, sehingga posisinya digeser oleh Khat Tsuluts.
*      Khat Rayhani
Pencipta khat ini adalah Ibnu Bawab juga, namun berhubungan erat dengan Ali ibn al-Ubaydah al-Rayhan (834 M), sehingga namanya diambil untuk nama khat ini. Pendapat lain menjelaskan Rayhani dengan kata Rayhan yang berarti harum semerbak karena keindahan dan popularitasnya.

*      Khat Tawqi’
Tawqi' artinya tanda tangan, karena para khalifah dan perdana menteri senantiasa menggunakan Tawqi' untuk menandatangani perbagai naskah mereka. Diciptakan oleh Yusuf al-Syajari (825 M). Lalu berkembang di tangan Ahmad ibn Muhammad yang dikenal dengan Ibnu Khazin (1124 M) sebagai murid generasi kedua Ibnu Bawab. Yang membedakan Tsuluts dengan Tawqi' adalah ukuran Tawqi' yang selalu ditulis sangat kecil. Bentuk yang menyerupai Tawqi' adalah Tugra' atau Turrah yang pada awalnya berfungsi sebagai cap dan lambang sultan-sultan Usmani dengan ukuran yang bervariasi.

*      Khat Riqa’ atau Ruqa
Riqa' jamaknya Ruq'ah artinya lembaran daun kecil halus yang digunakan untuk menulis khat tersebut. Gaya ini diciptakan oleh al-Ahwal al-Muharrir yang diolahnya dari Khafif Tsuluts. Sebagian sejarawan menamakan gaya ini dengan khat Tawqi', namun yang lebih benar adalah bahwa Riqa' pun diolah pula dari Tawqi'. Ukuran Riqa' lebih kecil dari Tawqi' dan digunakan khusus untuk menyalin teks-teks kecil dan penyajian kisah
*      Khat Sulusaini
Diciptakan oleh saudara Yusuf al-Syajari bernama Ibrahim al-Syajari (200 H) di zaman Bani Abbas. Ibrahim membuat kaedah Tsulusain dari khat yang sudah ada semenjak dahulu yaitu khat Jalil. Tsulusain berarti dua pertiga, karena ditulis dengan kalam yang ujung pelatuknya dipotong seukuran dua pertiga lebar goresan kalam, sedikit lebih kecil dari khat Tumar yang ditulis sangat besar
*      Khat Musalsal
Diciptakan oleh al-Ahwal al-Muharrir dari keluarga Barmak di zaman Bani Abbas. Sebagian huruf-huruf khat ini saling berhubungan, oleh karena itu beberapa sejarawan modern menamakannya khat Mutarabit yang berarti saling ikat atau berikatan
*      Khat Sulus Adi
Pencipta khat ini adalah Ibrahim al-Syajari diawal abad ke-3 H di zaman Bani Abbas. Dalam beberapa kamus bahasa Arab disebutkan, "anna al-sulusiyya min al-khuttut huwa al-galiz al-huruf" (sepertiga dari khat adalah huruf yang sulit)
*      Khat Sulus Jali
Jali artinya wadih (jelas). Kejelasan dalam hal ini terletak pada lebar anatomi hurufnya yang lebih dominan daripada jaraknya, dibandingkan dengan jarak yang lebih dominan daripada lebar anatomi hurufnya dalam Tsuluts 'Adi. Dengan demikian, dalam Tsuluts Jali akan tampak dengan jelas komposisi huruf yang bertumpuk memadati ruang media yang ditulis. Khat ini banyak digunakan untuk menulis judul-judul dan media seni yang permanen
*      Khat Sulus Mahbuk
Mahbuk artinya terstruktur atau tersusun rapi, yang diukur menurut keindahan pembagian (husn al-tawzi') dan aturan komposisi (ikham al-tartib). Keindahan pembagian dicirikan dengan tidak adanya kelompok huruf yang bertumpujk di satu tempat sementara tempat lain terlalu kosong sehingga mendorong khatta memperbanyak dan mengisinya dengan syakal dan hiasan untuk mensari keseimbangan. Sedangkan aturan komposisi adalah ketepatan memposisikan kata, huruf dan titik di tempat-tempat yang strategis
*      Khat Sulus Muta’assir bil Rasm
Beberapa khattat atau kaligrafer berusaha menggubah aksara Arab kepada bentuk visual yang bisa berbicara biar lebih bervariasi sekaligus untuk menyeimbangkan antara ketaatan terhadap ajaran agama dengan kesenangan menggambar, karena dalam Islam visualisasi mahluk hidup secara jelas berlawanan dengan semangat dakwah agama tersebut untuk selalu menjaga ketauhidan dan menjauhi kesyirikan. Potensi huruf Arab yang sangat lentur dan mudah dibentuk mendorong para khattat menciptakan gambar-gambar simbol yang mengungkap kalimat-kalimat suci dan tauhid, sehingga kaligrafi diolah menjadi sarana menggambar yang terbebas dari visualisasi mahluk hidup secara terang-terangan. Khat yang dipengaruhi gambar ini akhirnya diterima dan populer di kalangan seniman muslim. Banyak ragam dan variasi aliran khat ini, yang secara bebas mengambil pola figural atau simbolik gambar manusia, binatang, tumbuhan dan benda-benda lainnya.
*      Khat Handasani
Gaya ini merupakan Tsuluts yang menyusun huruf dan kata secara geometris (handasi) dan indah berdasarkan rasa seni, sehingga menjadi dasar kekompakan, keserasian dan penyatuan sebuah karya.
*      Khat Sulus Mutanazhir
Mutanazhir artinya saling memantul. Dinamakan pula khat Tsuluts Mir'at (cermin), dimana yang berada disamping kanan memantul ke samping kirinya, sehingga seolah diantara dua sisi tersebut ada cermin. Khat ini dinamakan juga dengan gaya Ma'kus (memantul), musanna (AC-DC atau dua dimensi) d an 'Aynali (saling tatap). Gaya ini tidak lepas dari pengaruh kebudayaan muslim yang saling berbalas kebaikan dalam kehidupan sehari-hari seperti salam dan menjawabnya
Contoh Khat Sulus

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9fn8VfkWnIK1qIXjhd1bxjcSjqUSdT4uq0Mu30_GvE7n-S_S1RadeB8Wz3jtPmndN3wbkeYgN_6Agn3j_x6msjMUzs0tDQsrFky-Qw9BA8zaIGeg9_MN7D9ckMV3oXsrGTr31BnFQ2tA/s400/sulus.jpg


Kaidah Huruf Tunggal Sulus
Kaidah ini didapatkan dari buku Bapak Muhapril Musri salah satu pembina Sanggal Kaligrafi Al-Aqlam Padang. Dalam buku kopian itu banyak terdapat kaidah dan contoh-contoh berbagai jenis khat. Yang menjadi perhatian dari buku itu adalah kaidah huruf tunggal sulus. Kaidah itu discan dan diedit di photoshop dengan membersihkan dan memberikan warna merah pada huruf dan hijau pada titiknya. Inilah hasilnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnkQMfv5ZkC_TPoe1uvW-GTawN37oU4ITeI7wnK8I4dBikZzvwZxz77rlY_jMyHKiIJuaOTvGLqr2etvEV8HHGvHqYVWJ_ma96mfE2EpPlET4WVwAUvL_tFG10o8Hp0PSy3AWXtkl5Uyg/s320/tsulus_001.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnv7s3Sy3RdqT7NwrrpQmbaXAebRLUpk-e4H1S8VE-5yaMT1-Gy_iTQ9vjWemGenSsDJniUHvDSW-yyXAApr4QVPVQAIPAYWneGb1dTEQ-6cfyu4p8EivdtlniwdB_ik8N9Q39S8aXsLI/s320/tsulus_002.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiR6UKa0LBxLcl39mc2Hb385jebw7_xKb_HY6sg91G0G78dP-b3UJjJGqKd5KS1wpmPEFMu1gbV_jcpe6GjbJwq50Q7IFjp6b2bULE32-KZaLv-ocYrBwC_XbNA8DMazPdBCjAVvl4i94/s320/tsulus_003.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIr7jdii_keAURHFfvcZEnF-3T2uceIN5exXRFm5K3mCXzfPJqxsIGb139IfKIOnI0oniNh3yAEpbQL8_pQJOu1i_a9zCK19C0hdcM5kTRJcQuba0ePudUXUzIPLUOJorjNiIq8QN02j4/s320/tsulus_004.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgynvS7NHudTsVnaYI4iQMLrFPg5wcf-IcxBEfHi2J6QoTbAirkh-PeFfIEMuyVaxw5iUxhUXZgU5vlS0Gbjgo-42Kr5xJ4CAeEH6dlBhfZLmdqSkgEbrEov6JCS5JZqmQnHL1fl_VHMAY/s320/tsulus_005.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgywDztE8KrSn2jgcfjh4WNkiIvmeSEOVheGogNy1YCr3nGuC1ZOFhk0q7g9ozE2YWGEXX4oVciWJUEMLkqm1F2pnC33hYUxC-CmJMqtfQXkgNAkElx2b2utFgIVAjdjbbKCtotaa0lpyE/s320/tsulus_006.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk8m0ewYiO_Qe5EYrADUT5jHpQo0EN1YDUXQBHLfNtQCVXpLF7oDn7-raUHmdRdjK87MVxfLKjHQZv_0FSPlDI5BY9W-0I2tay0VdEfv8LRV15gW2Lm-HWZ98i084UNm1Z8EwzWh087hU/s320/tsulus_007.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5RyFb1CPlSG7JtZQFeH19UM1PsoYX1iXyZQXUybS5NiY5hp2RqAl8VrHCjSshriDaD7FPr1fUOYo1yXiccGvADtAmd9e-Rmys8MhYEyyK_g2acK0AbMDL1gXp98U4DXGH32LXZ02Jh9k/s320/tsulus_008.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcSb_pZ71FgCLE51vZUUnDxvkZyxNVSdJI3LIAaZCR7ZZ8fyHmK6EWlgseIGWI70AaCopP4VxNdzltC_aMzl9QhR-tGZFZcDEFyX1c-mSzWTtPJUKsIIB7X3lfGE_qUmWeAhsC26XXTXI/s320/tsulus_009.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMPa0_DuLlu8gssn3YGDwDY02jp_3454qL5eZdObnrXql4MpNwegr815oHFqsNU3E6RTMc9dHro0vZvh8AfbNzgyMsSm-XvqZ_O9OWsidohmtXPGnM56ZtHs2Gi2-q_VHmEHZS2xcGf_8/s320/tsulus_010.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1oX9yU2-V7CC9rH1fZzJLHRC1y4wVoSODL6seYXzv7ybOm702Jj8kMG3FPZP_8Q1pPmHwOO1gl91r9BEmAOlqbz4CylFmiOMJok0mgi5Z5of4eoh6cGBdPqYuL2UfQfNg6MMNr8jQsUk/s320/tsulus_011.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgh4wxx4L9Ec_yRCjRg5CFy_42Im-pnrpAuxXG9gxUy0sm_HtMP4gREZIbw64kCStEuztUc0nUEDmvcin2fEd4ASw7yJLJ3wuimuO8yrAF7_y3LLaO587okGCOP-R5pFHv9ApiFeiukXtI/s320/tsulus_012.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9j7ZtAr0w6iZxSWEH8d4OOLSP7Mn3ub40NQlUFJvFeHPsWhPyfxO1mxqy_9ZFEnOfPTCj-DMnjVSUIhXgNVQP2u6lCG2iCpf6DZMOrr-FyFAj0QNzGEclW0El6Zj3Opk7gWqSE9L1xB4/s320/tsulus_013.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7CiRIStDCucTZiD14xt6KbAgSIvRe-a1BIxLJ2OvhcXahv_jXE4QqmfOuP5MChH60biOYHzGIUK9JMIPjJBBZ9hoaqiFlKRF1SiYsmZtvNxVV8n_3UJDAiXo1RIUX63rFzii0jATv3fo/s320/tsulus_014.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCC-ycczOVU0wqLALCX-e5NgItzygas6f4qVqhtzb-U7Ot7UUKxRqH-_lR6J7d9dSX9x46Me8_RTXFrLgAE43FQeQEHGBmGWbt4tdnLLb7Suo4GIHxlu7fP5uzj2_zyA1L8cnObX5rMh0/s320/tsulus_015.jpg



2.      Pengertian Khat Diwani
Khat Diwani merupakan salah satu jenis khat yang dicipta oleh penulis khat pada zaman pemerintahan Kerajaan ‘Uthmaniyah (Turki Usmani). Ibrahim Munif adalah orang yang mencipta kaedah dan menentukan ukuran tulisan khat Diwani. Khat Diwani dikenali secara resmi selepas negeri Qostantinopal ditawan oleh Sultan ‘Uthmaniyah, Muhammad al-Fatih pada tahun 857 Hijrah. Ia direkam oleh Housam Roumi dan kemuncak penggunaannya tercapai semasa pemerintahan Suleyman I Agung (1520–1566).
Khat Diwani digunakan sebagai tulisan rasmi di jabatan-jabatan kerajaan. Seterusnya, tulisan ini mula berkembang ke segenap lapisan masyarakat. Kebiasannya tulisan khat Diwani ini digunakan untuk menulis semua pekeliling pentadbiran, keputusan kerajaan serta surat menyurat rasmi dan pada masa sekarang ianya digunakan untuk menulis watikah, sijil dan untuk hiasan.
Ia digelar skrip Diwani oleh sebab ia digunakan oleh pihak Uthmaniyyah untuk pangkat Diwan dan merupakan salah satu rahsia istana sultan. Peraturan tentang penulisan skrip tidak diketahui orang ramai, tetapi terhad kepada pakar-pakarnya dan anak murid yang pintar. Skrip ini digunakan bagi menulis semua perintah, pemberian dana dan resolusi kerajaan sultan. Contoh Khat Diwani
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/01/Izzet_44.png/220px-Izzet_44.png
Skrip Diwani dibagikan kepada tiga jenis:
1.    Khat Diwani 'Adi

Diwani 'Adi merupakan gaya khat yang tampil biasa ('adi) sesuai struktur tulisan, sehingga mudah dibaca. Ciri tampilannya tampak pada kali-kali tulisan yang umumnya berbaris datar dengan pucuk-pucuk huruf bergelombang dinamis.

2.    Khat Diwani Mutarabit

Gaya ini merupakan Diwani yang huruf-huruf dan rangkaian katanya saling menjalin atau bersilangan (mutarabit) satu sama lain. Besar kemungkinan pola semacam ini merupakan hasil pengaruh khat Musalsal ciptaan Ibnu Bawab. Dalam jenis khat Diwani Mutarabit ini, kaligrafer modern Gazlan Bek dari Mesir merupakan tokohnya. Gazlan berhasil membuat karya-karya masterpiece yang banyak dijadikan acuan, sehingga para kritikus dan pengamat menisbahkan gaya khat ini kepada Gazlan sehingga disebut Khat Diwani Gazlani.
3.     Khat Diwani Jali

Diwani Jali diciptakan oleh Syahlan Pasha dari Turki dan merupakan pengembangan dari Diwani 'Adi. Jali artinya Jelas. Kejelasan tersebut tampak pada detail syakal dan hiasan yang penuh di dalamnya. Tujuan diciptakannya Diwani Jali ialah untuk menuliskan peraturan-peraturan kesultanan dan surat-surat ke luar negeri. Contoh Khat Diwani dan diwani Jali
*      Khat ini terlihat membulat dan simple.
*      Perhatikan lafadz jalalah yang unik membulat tersebut.
*      Perhatikan gambar berikut (diwani Jali):
Contoh huruf-huruf diwani:
http://3.bp.blogspot.com/_Xv0-iJVFdRk/S4zD_wuF5OI/AAAAAAAAAjQ/f3c1LKNHNPE/s320/Muster_diwani.jpg
Diwani ditandai kecantikan dan keharmonian, hasil karya yang kecil dan tepat dianggap lebih cantik daripada yang besar. Ia masih digunakan dalam persuratan para raja, putera dan presiden, dan pada upacara rasmi serta kad ucap selamat dan dianggap bernilai tinggi.












Kesimpulan
1.      Dinamakan Sulus karena ditulis dengan kalam atau pulpen yang ujung pelatuknya dipotong dengan ukuran sepertiga (sulus) goresan kalam.
2.      Dalam rentan perjalanan sejarah, Sulus berkembang kepada beberapa gaya dengan mengambil nama-nama, diantaranya:
a.       Khat Tumar
b.      Khat Muhaqqaq
c.       Khat Rayhani
d.      Khat Tawqi’
e.       Khat Riqa’ atau Ruqa
f.       Khat Sulusaini
g.      Khat Musalsal
h.      Khat Sulus Adi
i.        Khat Sulus Jali
j.        Khat Sulus Mahbuk
k.      Khat Sulus Mta’assir bil Rasm
l.        Khat Handasani
m.    Khat Sulus Mutanazhir
3.      Khat Diwani merupakan salah satu jenis khat yang dicipta oleh penulis khat pada zaman pemerintahan Kerajaan ‘Uthmaniyah (Turki Usmani).
4.      Skrip Diwani dibagikan kepada tiga jenis :
a.       Khat Diwani 'Adi
b.      Khat Diwani Mutarabit
c.       Khat Diwani Jali























Tidak ada komentar:

Posting Komentar